Mengenal lebih jauh dengan sosok tauladan dan sangat mulia di hadapan Allah, menjadi sebuah kegiatan yang begitu menyenangkan. Salah satu sosok wanita yang bisa menjadi tauladan para pengikut Nya, yaitu Siti Maryam. Ketika mengenal Maryam Ibunda Nabi Isa,berbagai hikmah dapat dipetik dari perjalanan hidupnya. Namanya terdapat di salah satu surah di Al Qur’an, yuk intip biografi sang ibunda kesayangan Nabi Isa AS.
Wanita Suci Pilihan Allah SWT
Berdasarkan kisahnya, Siti Maryam memang dikenal sebagai sosok wanita yang suci dan terbaik sepanjang masa. Bahkan di dalam Al Qur’an, disebutkan bila Maryam merupakan seorang wanita suci dan ia merupakan wanita pilihan Allah. Apa yang membedakan antara Maryam dengan wanita lainnya ? Tampaknya di dalam Al Qur’an juga telah disebutkan bila Maryam adalah sosok wanita yang begitu mulia.
Kemuliaan dirinya berasal dari dirinya sendiri, yang selalu menjaga diri dari perbuatan buruk serta menjaga kesucian lahir dan batin. Jika dilihat dari latar belakangnya, Maryam merupakan putri dari pasangan Imran (seorang tokoh ulama Bani Israel) dengan seorang perempuan yang diketahui sebagai saudara ipar Nabi Zakaria AS. Bahkan di lingkungan sekitarnya, sosok wanita mulia ini dikenal sabar serta tawakal beribadah kepada sang penciptanya.
Keinginan Kedua Orang Tua Untuk Mendapatkan Anak
Sebelum mengenal Maryam Ibunda Nabi Isa, Imran beserta istrinya adalah sepasang suami istri yang telah menikah lama namun tak kunjung dikaruniai buah hati. Sehingga pasangan ini pun tak hentinya meminta kepada sang kuasa, mulai dari siang malam hanya untuk mendapatkan buah hati yang mereka tunggu. Hingga pada suatu ketika, mereka bernazar ingin mendapatkan anak laki laki yang nantinya akan mengabdikan dirinya di Baitul Maqdis.
Mendengar doa dari hambanya, kemudian Allah mengabulkan permintaan tersebut. Mendengar doanya telah didengar oleh sang kuasa, mereka pun begitu bahagia. Belum sempat melihat buah hati yang begitu ditunggunya lahir di dunia, Imran kemudian meninggal dunia. Tinggal sebagai seorang janda, ia sang istri pun melahirkan anaknya ke dunia tanpa didampingi sang suami. Sempat merasa kecewa, sebab anak yang dilahirkannya berjenis kelamin perempuan.
Bagaimanapun, sang bayi yang telah dilahirkannya tetaplah anak kandungnya. Hannah pun tetap menerimanya dengan lapang dada, dan merawatnya dengan begitu baik sesuai dengan perintah Allah SWT. Pada suatu malam, Hannah pun mengantarkan bayi kesayangannya ke Baitul Maqdis seperti serta menyerahkannya kepada pendeta sesuai nazarnya dahulu. Hal ini dilakukannya, agar ia tumbuh menjadi hamba yang mengabdi nan berdakwah di jalan Allah.
Siapa sangka, pendeta yang berada di lokasi berebut untuk mengasuh sang bayi. Timbulnya aksi saling berebut, diantaranya tidak ada yang ingin mengalah hingga mereka pun membuat kesepakatan. Dimana isi kesepakatan tersebut, mereka akan menggelar permainan membuang pensil ke dalam sungai. Pemilik pensil yang tidak tenggelam, berhak untuk mengasuh sang bayi mungil tersebut. Dari sinilah awal mula untuk mengenal Maryam Ibunda Nabi Isa.
Menang dalam permainan melempar pensil, Maryam pun akhirnya dirawat oleh pamannya sendiri yang bernama nabi Zakaria. Bahkan Nabi Zakaria, merawat Maryam dengan begitu baik dan seakan seperti anaknya sendiri. Beberapa waktu pun telah berlalu Maryam kini telah tumbuh menjadi wanita jelita, berhati mulia, berbudi pekerti yang baik, serta selalu menjaga dirinya dari berbagai godaan laki laki.
Menjadi Pribadi yang Mampu Menjaga Diri
Meski tumbuh menjadi wanita dewasa yang anggun nan cantik, tidak membuat Maryam menjadi pribadi yang mudah digoda oleh para lelaki. Dirinya pun bukanlah pribadi yang pernah menggoda, ataupun merayu banyak lelaki di lingkunngannya. Termasuk golongan wanita mulia yang taat beribadah, Maryam selalu menjaga pergaulannya sembari menjaga kesucian dirinya.
Ketaatan kepada sang pencipta, menjadi titik awal masyarakat mengenal Maryam Ibunda Nabi Isa. Sebab pernah suatu ketika, Nabi Zakaria AS tak sengaja menemukan sebuah makanan di kamar Maryam, dimana makanan tersebut harusnya tidak ada di musim tersebut. Melihat adanya kejanggalan, akhirnya beliau menanyakan perihal tersebut kepada Maryam. Mendengar pertanyaan pamannya, Maryam lantas menjawabnya dengan penuh sopan santun nan kejujuran.
Dimana saat itu Maryam mengatakan bila, sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada orang yang dikehendaki Nya tanpa adanya hisab (QS. Ali Imran. 33). Ternyata kemuliaan Maryam tak sampai disana saja, sebab dirinya telah menjelma menjadi sesosok wanita yang begitu diagungkan di mata Allah. Dimana Allah SWT kemudian meniupkan janin ke perut Maryam, yang membuatnya kemudian hamil.
Jika dipikirkan secara rasional, tidak mungkin seorang wanita yang tidak menikah ataupun tidak pernah melakukan hubungan badan akan berbadan dua. Namun jika Allah sudah menghendakinya, maka apa yang awalnya mustahil terjadi justru mungkin terjadi. Dengan ditiupnya janin ke dalam rahimnya, awal mula untuk mengenal Maryam Ibunda Nabi Isa pun dimulai.
Kian bertambahnya usia kandungan, banyak orang yang kemudian membenci dan menghinanya lantaran hamil tanpa memiliki suami. Mendengar segala caci maki orang sekitarnya, tampaknya Maryam tetap sabar dan tawakal mengenai apa yang terjadi kepadanya merupakan kehendak dari Tuhan Nya. Sebab, hal ini mungkin saja terjadi sebagai jalan terbaik yang diberikan Allah.
Terus menjaga agar kondisi kandungannya tetap baik, ia pun tidak lupa untuk selalu tawakal untuk menjalankan ibadahnya seperti hari biasanya. Hingga pada akhirnya, dirinya pun melahirkan seorang putra, yang ternyata tak kalah mulia seperti ibundanya yang dikenal sebagai Nabi Isa AS. Bahkan ketika sang anak lahir, berbagai tudingan akan zina datang silih berganti. Mendengar tudingan tersebut, nampaknya Maryam tak ingin menjawabnya.
Meski tak ingin menjawab berbagai tudingan kepadanya, ia justru mengisyaratkan agar orang orang bertanya langsung kepada Isa Almasih. Masyarakat pun berkata, bagaimana mungin mereka berbicara dengan seorang anak bayi yang baru saja dilahirkannya. Seizin dari Allah, Isa kemudian berbicara sebagaimana yang telah tercantum dalam Al Qur’an. Sejak saat itu, masyarakat pun mengenal Maryam Ibunda Nabi Isa sebagai sosok yang begitu mulia.
Sebagai salah satu tauladan wanita di sepanjang sejarah, kisah Siti Maryam hingga kini masih diceritakan secara turun temurun. Bahkan di dalam Al Qur’an sendiri, Maryam dianggap sebagai sesosok wanita yang begitu suci. Selain Maryam, ternyata ada sosok wanita bernama Yoyoh Yusroh yang banyak dikagumi oleh masyarakat. Selain sebagai pendiri PKS, dirinya juga aktif menjadi anggota Dewan Pakar ICMI di tahun 2005 hingga 2010.