Gudeg, sebagai salah satu makanan tradisional nusantara mungkin saja Anda sudah sering mendengar namanya. Makanan yang sudah menjadi sebuah ikon tersendiri untuk kuliner kota Jogja ini bisa Anda temukan di hampir penjuru lokasi. Namun tahukah Anda suatu gudeg dengan nama Gudeg Bromo? Mungkin saja Anda mengaitkannya dengan gunung Bromo, namun bukan. Lalu seperti apa makanan ini? Yuk simak ulasan berikut.
Bukan Di Gunung Bromo tapi Di Jogjakarta
Apa Anda tertipu dengan namanya? Nama ini memang sering kali disalah artikan sebagai makanan yang berasal dari gunung Bromo. Sebenarnya nama tersebut hannyalah nama sebuah toko kelontong yang berada di Jl. Affandi No. 2A Depok Sleman. Warung yang berada di pinggir jalan ini bisa Anda temukan dengan mudah, karena setiap kali buka warung ini akan penuh sesak dengan pelanggan yang mengantre untuk mencicip makanan ini.
Secara spesifik, lokasi warung makanan gudeg yang merupakan salah satu dari warung makanan di Jogjakarta ini berjarak 5 kilometer dari pusat kota. Jadi cukup mudah dan cukup dekat dengan keramaian. Warung ini tepatnya berada di seberang Ciao Gelato. Warung yang berada di pinggiran jalan ini akan terlihat dengan jelas dari keramaian orang mengantre dan adanya bentangan kain bertuliskan Gudeg Bromo Bu Tekluk.
Nama Unik Dari Warung Legendaris
Salah satu alasan mengapa warung satu ini bisa menjadi terkenal dan menjadi salah satu dari beberapa warung terlaris di Jogjakarta adalah umur. Bukan suatu proses yang cepat dan singkat, warung yang sudah dimulai sejak tahun 1984 ini terus berjalan hingga namanya mulai dikenal. Perintis usaha kuliner ini aslinya bernama ibu Sumijo, namun sering kali disebut dengan ibu tekluk karena sering kali mengantuk saat menjuali pelanggannya.
Sebutan tekluk itu sendiri bukanlah nama sembarangan yang tidak ada artinya. Pada bahasa jawa kata โteklukโ tersebut memiliki arti kata terkantuk-kantuk. Perilaku seseorang yang mengantuk sering kali menunjukkan gerakan kepala yang tidak sengaja tertunduk seakan mengangguk. Gerakan inilah yang disebut dengan tekluk. Karena ibu Sumijo sering terkantuk saat melayani pembeli, nama gudeg Bromo pun akhirnya menjadi gudeg bu tekluk.
Lalu bagaimana dengan kata Bromo? Ternyata nama Bromo yang digunakan oleh usaha kuliner ini tidak memiliki sangkut paut akan gunung Bromo. Namun, dasar dari penggunaan nama tersebut adalah karena usaha kuliner ini awalnya berada di dekat gang Bromo. Sebelumnya, lokasi usaha kuliner populer ini berada di jalan Gajayana No. 2C Mrican Yogyakarta. Lokasi ini memang terbilang cukup dekat dengan gang Bromo yang sudah disebut sebelumnya.
Santapan Sedap Tengah Malam
Maklum jika si Ibu penjual merasakan kantuk yang luar biasa saat melayani pembelinya, lantaran usaha kuliner ini mulai buka di malam hari. Warung usaha kuliner khas Jogja ini mulai di buka pada dini hari atau jam 11 malam. Namun jika Anda datang pukul 10, Anda bisa melihat bahwa para pelanggan sudah mulai mengantre untuk membeli Gudeg Bromo ini. Warung ini akan buka sepanjang malam dan akan tutup saat subuh mulai tiba dan matahari terbit pukul 5 pagi.
Meskipun jam operasi warung ini hanya pada tengah malam saja, namun para pembeli tidak berhenti untuk datang bahkan rela untuk mengantre cukup lama untuk mencicipi gudeg yang terkenal ini. Awalnya warung tengah malam ini menjadi tempat langganan untuk para mahasiswa yang datang selepas mengerjakan tugas lemburnya. Namun dengan seiring berjalannya waktu, warung gudeg ini mulai dikenal dan menjadi tujuan utama untuk kuliner malam hari.
Gudeg Bu Tekluk ini mulai menjadi jujukan utama untuk mereka yang sedang kelaparan di tengah malam. Sebagai usaha kuliner yang terkenal, jangan kaget jika Anda harus mengantre cukup lama. Konon sering kali terjadi pengantrean hingga mencapai waktu antre berjam-jam. Tapi mungkin saja antrean lama bisa diterima dan dianggap wajar, karena pada jam tengah malam tidak banyak ditemukan beberapa usaha kuliner ataupun toko yang masih buka.
Menu Makanan Yang Dijual
Bagi Anda yang belum mengerti apa itu Gudeg, gudeg adalah makanan yang terbuat dari nangka muda dan dimasak dengan menggunakan santan. Secara umum gudeg terbagi menjadi tiga jenis, yakni gudeg kering, basah dan solo. Untuk gudeg Bromo, menu yang disediakan adalah gudeg basah. Gudeg basah memiliki kuah yang lebih encer, sedangkan gudeg kering berkuah lebih kental, dan gudeg solo kuahnya berwarna putih.
Menu utamanya adalah gudeg basah, kemudian untuk lauk dan campuran lainnya bisa Anda pilih sesuka hati Anda. Biasanya menu lauk yang tersedia bervariasi, mulai dari tempe goreng, suwiran ayam, telur, tempe bacem, tahu, ceker ayam, daging ayam dan masih banyak lainnya. Yang pasti piring Anda akan penuh dengan gudeg sedap dilengkap dengan berbagai macam lauk pilihan Anda, lombok utuh untuk sedikit pedas dan juga kreceknya.
Sebagai pendamping makanan, tentunya Anda tidak boleh lupa dengan minuman Anda. Di warung ini pun Anda juga bisa memesan minuman yang Anda inginkan. Melihat banyaknya macam lauk, mungkin saja Anda akan takut dengan harga yang akan Anda bayarkan. Tenang saja Anda tidak perlu khawatir, usaha kuliner ini menawarkan harga yang cukup ramah dengan kantong Anda. Harga gudeg ini dimulai dari 20 ribuan saja.
Sebagai contoh, menu dari gudeg Bromo yang berupa gudeg basah ditambah dengan beberapa lauk seperti sebuah butir telur, suwiran ayam dan juga dua buah tempe. Kemudian ditambah dengan minuman berupa teh hangat, harga yang ditarik hanyalah sebanyak 26 ribuan saja. Lalu soal rasa, banyak pengunjung mengatakan bahwa rasanya tidak terlalu manis, sehingga pas di lidah dan sebagai santapan malam yang menggiurkan.
Itulah ulasan mengenai sebuah usaha kuliner yang cukup terkenal di Jogjakarta. Sebagai salah satu usaha kuliner penjual gudeg khas Jogjakarta yang buka pada malam hari, usaha kuliner ini bisa dibilang diminati oleh banyak orang. Hal ini bisa dilihat dari antrean pengunjung yang panjang hanya untuk mencicipi menu gudeg yang ditawarkan. Tertarik? Silakan Anda datangi lokasi tersebut. Selain itu coba paket wisata Bromo yang tersedia.