Hidrogen merupakan salah satu unsur yang banyak terdapat di alam. Bahkan Hidrogen menjadi unsur yang paling banyak ditemukan. Meskipun begitu, hidrogen yang berdiri sebagai gas hidrogen murni tidak bisa ditemukan secara mudah. Hal ini dikarenakan gas hidrogen (H2) sangatlah ringan dibandingkan dengan gas yang lain. Sehingga, gas hidrogen murni yang ada dalam permukaan bumi akan langsung naik ke atmosfer. Selain itu, gas hidrogen juga sangat mudah untuk membentuk senyawa dengan unsur yang lain. Salah satunya adalah dengan unsur oksigen sehingga menghasilkan air (H2O). Akan tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi, gas hidrogen murni dapat dikompresi menjadi bentuk liquid atau cairan dan digunakan sebagai bahan bakar berbagai macam kendaraan bermotor. Akan tetapi, penggunaan gas hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan bermotor juga berpotensi menimbulkan beberapa bahaya. Mengapa? Berikut ini penjelasannya.
Resiko Penggunaan Bahan Bakar Gas Hidrogen Murni
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gas hidrogen murni memiliki massa yang sangat ringan sehingga seringkali tidak dapat bertahan di permukaan bumi. Akan tetapi, ketika hidrogen diekstraksi dari berbagai molekul yang mengandung hidrogen dan kemudian dikompress, gas hidrogen tersebut dapat berubah menjadi liquid yang bisa digunakan sebagai bahan bakar. Umumnya, bahan bakar gas hidrogen tersebut disimpan dalam tangki khusus sehingga relatif aman. Akan tetapi, jika ada sedikit saja gas hidrogen yang keluar, maka akan ada beberapa bahaya yang ditimbulkan.
Gas hidrogen yang bocor dari tangki akan bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara. Sedangkan oksigen merupakan oksidator atau agen pengoksidasi yang sangat baik. Oleh karena itu, reaksi dari gas hidrogen dan oksigen akan menimbulkan reaksi oksidasi dan berakibat pada ledakan. Terlebih ledakan gas hidrogen berbeda dengan ledakan gas lain. Ledakan gas hidrogen tidak menimbulkan kilatan cahaya yang terang. Sebaliknya, ledakan gas hidrogen justru tidak terlihat. Hal ini yang membuat penanganan akibat ledakan gas hidrogen menjadi sangat sulit karena masyarakat tidak bisa menentukan posisi yang tepat terjadinya ledakan gas hidrogen.
Seperti yang telah disebutkan tadi, bahwa gas hidrogen dikompresi hingga menjadi bentuk liquid atau cairan. Proses kompresi tersebut membuat cairan gas hidrogen memiliki suhu yang sangat rendah. Sehingga, ketika ada cairan gas hidrogen yang bocor dari tangki dan terkena tangan, maka akan tangan akan terasa sangat dingin dan mengalami penurunan suhu secara mendadak. Selain itu, gas hidrogen juga memiliki sifat fisika yang hampir sama dengan oksigen yaitu tidak berbau dan tidak berwarna. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang tidak mengetahui bahwa di dalam area tersebut terjadi kebocoran gas hidrogen. Jika seseorang menghirup gas hidrogen dalam kurun waktu yang cukup lama, mereka bisa kekurangan oksigen dalam tubuh. Sehingga, akan timbul beberapa efek kesehatan akibat kurangnya oksigen dalam tubuh.
Mencegah Risiko Paparan Gas Hidrogen Murni
Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak dan bahaya yang ditimbulkan oleh gas hidrogen adalah dengan memastikan sistem keamanan tangki bahan bakar. Mencegah adanya udara yang masuk ke dalam tangki atau kebocoran tangki bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi bahaya dari gas hidrogen. Selain itu, masyarakat juga bisa memasang adsorben yang mampu menangkap gas hidrogen pada area yang rawan kebocoran gas. Salah satu jenis adsorben tersebut adalah molecular sieve. Beberapa toko menawarkan harga molecular sieve yang cukup terjangkau.